Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Deretan Tokoh NU yang Berperan dalam Pendidikan Nasional

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 31 Januari 2022 |06:04 WIB
Deretan Tokoh NU yang Berperan dalam Pendidikan Nasional
KH Hasyim Asyari (Foto: Kemendikbud)
A
A
A

JAKARTA - Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 31 Januari 1926. Organisasi ini telah berkiprah dan memberi kontribusi dalam dunia pendidikan Indonesia melalui peran tokoh-tokohnya. Berikut tokoh NU yang berperan dalam pendidikan nasional.

KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari lahir di Jombang, 14 Februari 1871. Dia merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan Kiai Asy'ari dan Halimah. KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai pendiri serta pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang yang menyandang gelar Rais Akbar.

Melalui petunjuk dari gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif Bangkalan, dia mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama. Pendirian organisasi ini dilakukan karena merespons dunia Islam yang dilanda pertentangan paham.

Baca juga: Beri Ucapan Selamat Harlah Ke-96 NU, Anwar Ibrahim: Inspirasi Perjuangan Rakyat Malaysia

Dalam situasi tersebut, NU hadir dengan pemikiran yang lebih moderat. KH Hasyim Asy’ari mendapat gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.294 pada 17 November 1964.

Pemerintah memberikan gelar tersebut karena dedikasi KH Hasyim Asy’ari dalam bidang pendidikan melalui Nahdlatul Ulama serta atas jasanya antara lain mengeluarkan Resolusi Jihad ketika mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 22 Oktober 1945. KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947.

KH Abdul Wahid Hasyim

KH Abdul Wahid Hasyim merupakan putra kelima dari pasangan KH Hasyim Asy’ari dengan Nafiqah binti Kiai Ilyas.

Baca juga: Cerita Mbah Moen Heran Banyak Orang Kagumi Gus Dur, Ternyata 4 Hal Ini Alasannya

Dia lahir di Jombang, 1 Juni 1914. Ayah dari Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid ini, pada usia 20 tahun, sudah membantu sang ayah menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam bahasa Arab, serta mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh.

Abdul Wahid Hasyim mengusulkan untuk mengubah sistem klasikal dengan sistem tutorial, serta memasukkan materi ilmu pengetahuan umum ke pesantren. Namun usulan ini ditolak oleh sang ayah.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement